BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ada sejumlah besar
kasus anemia dan hemoglobinopati yang
dapat memperburuk atau diperburuk kehamilan. Apabila hasil pengkajian riwayat
atau uji laboratorium menunjukkan kelainan, maka bidan harus mengevaluasi
wanita tersebut untuk menentukan etiologi anemia dan kemudian menyusun rencana
penatalaksanan.
Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan
akan mempengaruhi jumlah sel darah merah normal pada kehamilan. Peningkatan
volume darah ibu terutaa terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan jumlah sel darah merah. Walaupun ada
peningkatan jumlah sel darah merah di
dalam sirkulasi , tetapi jumlahnya tidak seimbang dengan peningkatan jumlah
volume plasma. Ketidak seimbangan ini akan terlihat dalam bentuk penurunan
kadar Hb.
Anemia sebenarnya bukan suatu penyakit tetapi merupakan tanda suatu penyakit. PADA
ibu hamil, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) akan berdampak terhadap
janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang terkena anemia berisiko melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur dan kematian pada ibu
dan bayi baru lahir. Tidak jarang kondisi anemia pada ibu hamil menyebabkan
terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi, dan infeksi. Ibu yang bersikeras
hamil dengan status gizi buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir
rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan status gizi baik, di
samping kemungkinan bayi mati sebesar 1,5 kali. Salah satu cara untuk
mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) umur 15- 49 tahun adalah dengan
melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a.
Apa itu anemia
b.
Mengetahui anemia yang terjadi pada ibu hamil
c.
Gejala umum
yang di derita oleh penderita anemia
d.
Dampak
anemia pada ibu hamil dan janinnya
e.
Penanganan anemia pada ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah)
adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah
tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Anemia biasanya sudah dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah lengkap di
laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
darah manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Saat ini
pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan menggunakan mesin khusus. Komponen
pembentuk darah antara lain :- Sel darah merah (RBC).
- Hematokrit.
- Hemoglobin.
- Sel darah putih (WBC).
- Komponen sel darah putih.
- Trombosit/Platelet.
Hanya tiga
teratas dari keenam komponen darah ini yang berperanan dalam mendeteksi
terjadinya anemia.
Apakah arti nilai hitung sel darah merah?
Sel darah merah (RBC) merupakan komponen darah yang
terbanyak dalam satu mililiter darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan
miliaran sel darah merah dalam tubuhnya. Penghitungan sel darah merah digunakan
untuk menentukan apakah kadar sel darah merah rendah (anemia) atau tinggi
(polisitemia).
Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai jumlah
dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk sel darah merah pun akan dievaluasi di
bawah mikroskop. Segala informasi mulai dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel
darah merah akan berguna dalam mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan
ini dapat diketahui jenis anemia berikut kemungkinan penyebabnya.
Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?
Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering
digunakan untuk menentukan apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi,
terlalu rendah atau normal. Hematokrit sejatinya merupakan ukuran yang
menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu mililiter darah
atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen darah
yang lain.
Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?
Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel
darah pada jari tangan atau diambil langsung pada vena yang terletak pada
lengan.
Sel darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian
diendapkan dengan cara memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini
kemudian di presentasekan dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat
dalam tabung, nilai inilah yang dinamakan nilai hematokrit.
Apakah hemoglobin itu?
Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah
berwarna merah yang pada akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah.
Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru
ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian
terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga
berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru
paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.
Apakah arti dari kadar hemoglobin yang rendah?
Orang dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut
dengan istilah anemia. Saat kadar hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah
pun akan rendah. Demikian pula halnya dengan nilai hematokrit.
Apa akibatnya bila terjadi anemia?
Transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh
orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.
Bagaimana gejala anemia?
Orang yang mengalami anemia akan merasa cepat lelah,
lemas, pucat, gelisah dan terkadang sesak.
Apa yang menyebabkan anemia?
Berikut adalah beberapa penyebab anemia yang paling
sering ditemukan.
Kekurangan zat besi
Perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila
dibandingkan dengan laki laki karena perempuan mengalami kehilangan darah tiap
bulan saat menstruasi. Perempuan juga rentan mengalami kekurangan zat besi.
Pada orang dewasa, kekurangan zat besi sering disebabkan
oleh karena kehilangan darah khronis seperti menstruasi. Kehilangan darah
khronis juga bisa disebabkan oleh karena kanker terutama kanker pada usus
besar.
Anemia juga bisa disebabkan oleh karena perdarahan
usus yang disebabkan oleh karena konsumsi obat obatan yang mengiritasi
usus.Obat yang termasuk golongan ini terutama obat NSAID.
Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi
biasanya disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi.
Perdarahan
Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam
maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat.
Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang
menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.
Genetik
Kelainan herediter atau keturunan juga bisa
menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah
merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh
akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell
anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi
hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama
thalasemia.
Kekurangan vitamin B12
Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin
B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
Kekurangan asam folat
Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia
terutama pada ibu ibu yang sedang hamil.
Pecahnya dinding sel darah merah
Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding
sel darah merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi
dicurigai sebagai biang kerok terjadinya anemia jenis ini.
Gangguan sumsum tulang
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga
bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam
menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang
biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain.
Berikut adalah penggaterion etiologi anemia
berdasarkan ukuran sel darah merah :
Anemia mikrositik (penurunan sel darah merah )
1. Kekurangan zat besi
2. Talasemia
3. Gangguan hemoglobin E ( jenis
hemoglobin genetik yang banyak ditemukan di Asia Tenggara )
4. Keracunan timah
5. Penyakit kronis ( infeksi, tumor )
Anemia
normostik (ukuran sel darah merah normal )
1. Sel darah merah yang hilang atau
rusak meningkat
a. Kehilangan sel darah merah akut
2. Gangguan hemolisis darah
a. Penyakit sel sabit hemoglobin (
sickle cell disease )
b. Gangguan C hemoglobin
c. Sferocitosis ( banyak ditemukan di
eropa utara )
d. Kekurangan G6PD ( glucose-6-phospate
dehydrogenase )
e. Anemia hemmolitik (efek samping obat
)
f. Anemia hemolisis autoimun
3. Penurunan produksi sel darah merah
a. Anemia aplastik ( gagal sumsum
tulang belakang yang mengancam jiwa )
b. Penyakit kronis ( penyakit hati
gagal ginjal, infeksi, tumor )
4. Ekspansi-berlebihan volume plasma
pada kehamilan dan hidrasi-berlebihan.
Anemia makrostik ( peningkatan ukuran sel darah merah
)
1. Kekurangan vitamin B12
2. Kekurangan asam folat
3. Hipotiroid
4. Kecanduan alkohol
5. Penyakit hati dan ginjal kronis
B. Anemia Yang Terjadi Pada Ibu Hamil
Pada umumnya ibu hamil memerlukan darah nyang
lebih pada biasanya untuk tubuhnya. Hal ini disebabkan pada umumnya wanita
sebelukm kehamilan pernah mengalami anemia. Termasuk perempuan muda yang mudah
terkena anemia.
Hal tersebut dikarenakan kehamilan menimbulkan
anemia yang disebabkan ada peningkatan volume darah sehingga sel darah merah
relatif menjadi lebih rendah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang
lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Selain hal tersebut berkurangnya
asupan makanan karena mual dan muntah serta perdarahan pada waktu persalinan
juga akan meningkatkan risiko anemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah.
Jika anemia tersebut ringan, mungkin
dampaknya hampir tak ada sama sekali. Tapi,
apabila hemoglobin masih di bawah 6 g/dL, ibu hamil mungkin akan merasa
cepat lelah, hal tersebut berdampak pada gangguan fungsi jantung. Secara
teratur umumnya pada kehamilan perlu pemeriksaan hemoglobin sehingga dapat
dilakukan pencegahan atau terapi. Penyebab anemia pada kehamilan yang sering
adalah karena kekurangan zat besi. Jika hemoglobin pada kehamilan trimester
pertama di bawah 11 g/dL dan pada trimester kedua dan ketiga di bawah 10 g/dL,
itu sudah dianggap anemia. Pengaruh keadaan anemia terhadap kehamilan
bergantung pada derajat anemia.Gejala yang dirasakan bagi ibu hamil yang mengalami anemia yaitu dengan tanda-tandaa 5L yaitu : lesu, lemah, letih, lelah, lalai. Dalam keadaan tersebut ibu hamil akan merasakan mudah mengantuk, sering pusing, sesak napas, mata berkunang-kunang, bahkan sampai pingsan, daya tahan tubuh menurun, dan mudah jatuh sakit.
C.
Gejala Umum Yang Dirasakan Penderita Anemia
Gejala Umum
Yang Dirasakan Penderita Anemia adalah Pucat lemah, letih, pusing, kurang nafsu
makan, menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan dalam proses penyembuhan luka.
selain itu membran mukosa pucat ( misal, konjungtiva ) dan bantalan kuku pucat.
D. Dampak
Anemia pada ibu hamil dan janinnya
Dampak
Anemia oleh ibu hamil yaitu Abortus, lahir prematur, lamanya waktu partus yang
dikarena kurangnya daya dorong rahim, pendarahan post – partum, rentan terhadap
infeksi, rawan dekompensasi cordis pada penderita dengan Hemoglobin kurang dari
4 g – persen.
Hipoksia merupakan
akibat dari anemia yang dapat menyebabkan shock, dalam keadaan yang lebih parah
dapat menyebabkan kematian ibu pada saat persalinan, sekalipun tak disertai
pendarahan.Kematian bayi serta cacat bawaan.
E.
Penanganan Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia kekurangan
zat besi termasuk dalam kategori mikrostik dan merupakan penyebab utama anemia
pada kehamilan. Kemungkinan penyebabnya
adalah pola diet dan perdarahan kronis, dengan kasus terbanyak disebabkan oleh
kekurangan asupan makanan.
Wanita
dengan hemoglobin kurang dari 10g/dl harus segera diberi tambahan zat besi,
asam folat (400 mcg) dalam jumlah lebih besar daripada vitamin prenatal, dan
suplemen wanita lain jika ia belum mengonsumsinya. Konseling tentang pengaturan
diet sangat penting karena zat besi lebih mudah diserap dari bahan makanan
dibanding dar zat besi oral. Zat besi heme terkandung dalam sayuran hijau,
collard green (sejenis sayuran hijau ) daging merah, kuning telur, kismis, buah
plum, hati, tiram dan beberapa sereal yang diperkaya. Zat besi yang terkandung
dalam daging, ikan, dan daging unggas diserap tubuh dalam jumlah lebih besar
daripada zat besi yang terkandung dalam makanan lain. Vitamin c dan berbagai
senyawa dalam daging – dagingan, misalnya meningkatkan absorpsi zat besi nonheme,
sedangkan asam phytic ( terkandung dalam protein biji-bijan dan kedelai ). Kopi
dan kalsium posfat menghambat kemampuan tubuh menggunakan mineral tersebut.
Sealain itu zat besi dari semua sumber makanan lebih mudah diserap dari makanan
yang mengandung zat besi heme. Vitamin A dan C yang terkandung dalam makanan
juga mningkatkan penyerapan zat besi. Sedangkan sumber kalsium yang diperoleh
dari makanan atau obat akan menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Bidan
harus mengkaji dengan cermat riwayat diet wanita dan menganilisisnya dan
menyelidiki dengan seksama kemungkinan pica,
kebiasaan mengidam berlebihan, dan mengonsumsi zat makanan tertentu, tanah liat
atau kotoran, zat pati, es, atau zat lain yang bukan makanan. Zat makanan yang
tidak mengandung zat gizi ini bersifat mengenyangkan sehingga wanita tersebut
mengabaikan makanan bergizi. Akibatnya, terjadi malnutrisi dan berbagai sekuel
yang menyertai.
Apabila
hitung darah lengkap ( CBC) menunjukkan kadar hemoglobin dan hematrokit yang
rendah, masing-masing dibawah !) mg/dL dan 30 %, maka pemberi tambahan zat besi
harus mulai dilakukan. Penyerapan berlangsung lebih baik ketika lambung kosong,
dan untuk memeperoleh hasil terbaik, zat besi harus diberikan beberapa kali
dalam sehari . suplemen besi dapat diberikan dalam bentuk tablet , kapsul, atau
cairan.
Apabila
kadar hemoglobin tidak kunjung stabil atau terus menurun, lakukan pengkajian
riwayat dengan cermat memestikan apakah wanita tersebut mengonsumsi suplemen
zat besinya. Tanyakan warna fesesnya karena zat besi akan membuat feses
berwarna hitam dan terlihat seperti ter. Kemudian lakukan pemeriksaan spesimen
feses untuk mendeteksi adanya darah okulta. Kemungkina pica juga perlu
ditanyakan. Terapi penggantian zat besi menimbulkan efek samping seperti mual,
dispepsia, dan konstipasi yang menimbulkan efek samping rasa seperti tidak
nyaman atau tidak dapat ditoleransi oleh wanita. Membahas masalah ini secara
terbuka dan menawarkannya mengganti diet atau obat akan membantu ia menaati
penggunaan zat besi yang diprogramkan.
Selain
memulai terapi penggantian zat besi, ketika kadar hemoglobin menurun drastis hingga
di bawah 10 g/dL, bidan harus memulai pemeriksaan laboratorium yang diarahkan
pada upaya menentukan ukuran sel darah merah dan menapis etiologi yang paling
sering.
1.
Hitung dara lengkap dengan diferensial
2.
Hitung retikulosit
3.
Serum zat besi
4.
Serum feritin
5.
Total iron-binding capacity (TIBC)
6.
Hitung trombosit
7.
Elektroforesis hemoglobin
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Anemia
(dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam
sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai
yang diperlukan tubuh .
Pada umumnya ibu hamil memerlukan darah nyang lebih pada biasanya untuk
tubuhnya. Hal ini disebabkan pada umumnya wanita sebelukm kehamilan pernah
mengalami anemia. Termasuk perempuan muda yang mudah terkena anemia.
Hal tersebut dikarenakan kehamilan menimbulkan anemia
yang disebabkan ada peningkatan volume darah sehingga sel darah merah relatif
menjadi lebih rendah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut Hidremia atau Hipervolemia.
Gejala Umum
Yang Dirasakan Penderita Anemia adalah Pucat lemah, letih, pusing, kurang nafsu
makan, menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan dalam proses penyembuhan luka.
selain itu membran mukosa pucat ( misal, konjungtiva ) dan bantalan kuku pucat.
Dampak
Anemia oleh ibu hamil yaitu Abortus, lahir prematur, lamanya waktu partus yang
dikarena kurangnya daya dorong rahim, pendarahan post – partum, rentan terhadap
infeksi, rawan dekompensasi cordis pada penderita dengan Hemoglobin kurang dari
4 g – persen.
Wanita dengan hemoglobin kurang dari 10g/dl harus segera diberi tambahan
zat besi, asam folat (400 mcg) dalam jumlah lebih besar daripada vitamin
prenatal, dan suplemen wanita lain jika ia belum mengonsumsinya. Konseling
tentang pengaturan diet sangat penting karena zat besi lebih mudah diserap dari
bahan makanan dibanding dar zat besi oral.
DAFTAR
PUSTAKA
Manuaba,Ida Ayu Chandranita.
Ida Bagus Gde Fajar.
Ida Bagus Gde.Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita Edisi 2.Jakarta,2009.
Mochtar, Rustam.Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998.
Varney,Halen / Jan M. Kriebs / Carolyn L. Gegor. Buku-Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta,2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar